Genjot Produktivitas, Kementan Beri Pelatihan Pemupukan Berimbang

KEMENTRIAN Pertanian (Kementan) menggelar Training of Trainers (ToT) dengan tema 'Pemupukan Berimbang Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian'. Pelatihan yang digelar secara online itu diikuti oleh penyuluh dari seluruh Indonesia secara online.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam arahannya menjelaskan, saat ini, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tak ada yang tak bisa ditanam di Indonesia ini. “Keuntungan kita matahari terus bersinar, awan membawa hujan, angin tidak pernah berhenti dan kita punya banyak sungai. Ada 273 juta orang yang butuh makan, namun mereka sudah terbiasa dengan pertanian,” papar Mentan SYL, Jumat (23/4/2021) dari AWR Kampus Kementan.

Kendati begitu, Mentan SYL melihat ada satu kekurangan. Yakni ilmu yang lebih efektif agar pertanian kita lebih efisien. “Inilah tugas pemerintah. Melalui Kostratani mari kita wujudkan petani yang sejahtera. Penyuluh tidak boleh membiarkan ada lahan ngangur yang tak menghasilkan uang. Usai panen langsung tanam lagi,” papar Mentan SYL. Sebagaimana diketahui, tahun ini sektor pertanian berhasil memperkuat PDB negara cukup tinggi. Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, sektor pertanian terus tumbuh sebesar 16,4%. Ekspor pun meningkat dari Rp390,16 triliun menjadi Rp450,79 triliun. “Nilai tukar petani naik 103,25%. Sektor petanian menyerap tenaga kerja 38,2 juta jiwa,” ujar Mentan SYL.

Di sisi lain, khusus mengenai masalah pupuk, Mentan SYL menegaskan jika tidak ada kelangkaan pupuk. “Pupuk itu tidak langka. Pupuk itu kurang. Dalam RDKK yang dibuat, kebutuhan pupuk itu 24 juta ton. Sementara uang yang disiapkan negara hanya 7,8 juta ton.

Jadi bukan langka, tapi karena kurang,” tutur Mentan SYL. Ia menjelaskan, masalah pupuk, uangnya tidak ada di Kementerian Pertanian. “Uangnya tetap ada di Kementerian Keuangan. Nilainya Rp23 triliun. Kami dapat tambahan 3,4 juta ton, maka uangnya menjadi Rp25 triliun. Dengan penambahan itu maka pupuk saat ini yang tersedia 8,9 juta ton dari kebutuhan 24 juta ton,” urainya.

“Distribusinya itu Kementerian BUMN. Mereka yang punya industrinya sampai agen paling bawah. Saat ini distribusinya dipegang oleh PT Pupuk Indonesia. kami hanya meneruskan RDKK kalian saja. Saya sekarang sedang berusaha untuk bisa ditambah pupuk ini,” tambah Mentan. Mentan meminta agar penyuluh ikut berperan aktif mengawasi distribusi pupuk tersebut. “Saya tidak mau salahnya di kita, padahal yang main-main mereka.

Pupuk subsidi itu untuk yang miskin, bukan perkebunan kaya. Tidak boleh ada korupsi. Di Kostratani bisa dilihat siapa yang dapat, siapa yang tidak. Kita harus jelaskan terbuka kepada rakyat apa yang ada. Jangan sampai mereka berharap, jangan sampai kita PHP,” terang Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga menuturkan, pemupukan berimbang akan meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian. Untuk itu, Dedi berharap ToT ini dapat menghasilkan setidaknya dua hal. Pertama adalah penguatan perencanaan RDKK.

“Jadi nanti penyuluh bisa all out untuk perencanaan RDKK. Kedua, dalam rangka implementasi pemupukan berimbang di lapangan,” ujar Dedi. Ia berharap peserta yang terdiri dari para penyuluh di seluruh Indonesia benar-benar dapat memahami agar mampu mengimplementasikan pemupukan berimbang.

“Tentu ini terkait dengan efisiensi penggunaan pupuk,” tutur Dedi. Dedi melanjutkan, pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk sesuai kebutuhan dan kesuburan tanah agar terjadi keseimbangan hara di dalam tanah. Sehingga terjadi kondisi kondusif bagi tumbuh kembang tumbuhan.

“Kata kuncinya adalah keseimbangan hara di dalam tanah. Dengan begitu, tanaman akan menyerap unsur hara secara efektif, sehingga pertumbuhan produktivitas dan produksi tanaman akan maksimal. Gunakan pupuk seperlunya saja, jangan berlebihan,” urai Dedi.

Dedi menerangkan, sesungguhnya ada beberapa komponen yang telah mengandung unsur hara. “Di dalam tanah sudah ada sebagian unsur hara. Di dalam jerami yang dimasukkan ke tanah juga ada unsur hara. Air irigasi juga ada unsur hara. Sebagian unsur hara, makanan tanaman, sudah disediakan tanah, jerami dan air irigasi. Penambahan pupuk, kekurangannya saja,” ulasnya.

Sumber : https://bit.ly/3sSfCXG

Pengumuman Terkait