BINUANG, KK – Pelatihan kepada para asisten maupun petani kebun kelapa sawit untuk wilayah Kalimantan digelar Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Kabupaten Tapin. Pemberian pelatihan ini sendiri dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja pertanian Indonesia di era globalisasi ekonomi. Sejumlah narasumber dari SMK-PP Banjarbaru, PTPN XIII dan Widyaiswara BBPP Binuang memaparkan berbagai materi pada pelatihan. Pelatihan bertajuk “Diklat Kompetensi dan Sertifikasi Asisten Kebun Kelapa Sawit Angkatan I” ini diikuti 30 peserta. Materi-materi dasar tentang perkebunan kelapa sawit, di antaranya seperti kemampuan dalam menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja, penyiapan, penanaman, pemeliharaan, mengelola fungsi kebun, mengelola anggaran dan mengelola hasil panen, dipaparkan dalam pelatihan ini. Herdi Waluyo, asesor kompetensi mengatakan, saat ini kompetensi kerja untuk asisten kebun belum memiliki standar buku dalam bentuk standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Oleh karena itu, perlu dilaksanakan diklat asisten kebun kelapa sawit. “Ini penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang perkebunan kelapa sawit. Untuk itu, materi pelatihan disesuaikan dengan kalangan asisten kebun kelapa sawit,” imbuhnya. Secara khusus, lanjut Herdi, pelatihan ini menargetkan para peserta agar memiliki kemampuan dalam menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja, penyiapan, penanaman, pemeliharaan, mengelola fungsi kebun, mengelola anggaran dan mengelolan panen. Sementara itu, menurut M Khairudin, Kabid Penyelenggara Pelatihan, pelatihan ini juga sekaligus menjadi kegiatan yang turut mendorong para asisten kebun agar mampu menyampaikan ilmu yang didapat kepada para petani kelapa sawit dan menjadikan dirinya asisten kelapa sawit yang berkompeten. “Manfaat pelatihan bagi perusahaan sudah pasti sangat berpengaruh besar terhadap perusahaan itu sendiri dan juga karyawan pada khususnya. Untuk perusahaan yang mempunyai orientasi jangka panjang, sangat memerlukan pelatihan untuk karyawannya yang dilakukan secara kontinyu dan terprogram sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi ataupun tim kerja dalam divisi dan manajemen,” papar Herdi. Helda Wati, salah seorang peserta asal Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah berharap setelah mengikuti pelatihan ini bisa lagi mengikuti uji kompetensi. “Saya berharap bisa lagi mengikuti uji kompetensi setelah pelatihan ini. Apalagi saya segera bekerja di salah satu perusahaan kelapa sawit di daerah saya, di mana perusahaan ini sedang membutuhkan seorang asisten kebun kelapa sawit yang berkompeten,” tutupnya