Petani merupakan profesi yang jarang diminati generasi muda Indonesia. Pasalnya, petani kerap diidentikkan dengan kemiskinan dan terbelakangan dalam segala hal. Karena itu, anak muda Indonesia justru lebih bangga bekerja di kantor meskipun dengan gaji kecil, ketimbang menjadi petani dengan penghasilan besar. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong generasi muda masa kini untuk terjun sebagai petani modern. Salah cara yang dilakukan adalah dengan membagikan sejumlat alat-alat pertanian dan teknologi pertanian. Masuknya teknologi ke bidang pertanian dinilai mampu menarik generasi mudah menjadi petani yang modern. Hal itu dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kemtan Pending Dadih Permana, Kamis (19/5). Ia bilang, pemerintah akan mendorong generasi muda menjadi petani. Untuk itu, Kementan bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP), sekolah tinggi yang masih di ruang lingkup BPPSDMP, dan sejumlah universitas lain. "Jadi kami bekerjasama dengan semua Perguruan Tinggi yang mempunyai Fakultas Pertanian," ujar Pending. Menurut Pending, Kementan akan menelusuri dan menyeleksi mahasiswa yang potensial. Kemudian, dibina selama tiga tahun agar menjadi seorang entrepreneur (pengusaha) yang bergerak di bidang bisnis pertanian. Bisa mulai dari sisi hulu maupun hilir atau pun budi dayanya. Dengan masuknya generasi muda yang cerdas dan modern ke bidang pertanian, Pending optimis bidang pertanian di Indonesia akan terus berkembang dan menjadikan Indonesia swasembada pangan. Sebab, selama ini, Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas pertanian untuk kebutuhan dalam negeri. Bila generasi muda jadi petani, maka mereka akan menjadi petani yang mampu membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Dan itu merupakan harapan pemerintah saat ini.