STPP Magelang Didorong BPPSDMP untuk Revitalisasi jadi Politeknik Negeri Pertanian

Yogyakarta (B2B) - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI mendorong Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang meningkatkan statusnya menjadi Politeknik Negeri Pertanian (Politani), sementara Politani yang ada saat ini berada di Payakumbuh di Sumatera Barat, Samarinda (Kalimantan Timur), Pangkajene Kepulauan (Sulawesi Selatan) dan Kupang (Nusa Tenggara Timur). Sekretaris BPPSDMP Kementan, Momon Rusmono mendorong STPP Magelang melakukan revitalisasi sistem pendidikan untuk membuka program studi baru, dan selanjutnya harus berinisiatif melakukan transformasi kelembagaan pendidikan dari sekolah tinggi menjadi politeknik pertanian. "Kalau berani saya tunggu konsep dan proposalnya dalam waktu enam bulan ke depan, harus berani agar STPP Magelang melakukan revitalisasi menjadi Politani," kata Momon Rusmono saat membuka kegiatan Kunjungan Pers BPPSDMP Kementan 2016 di Yogyakarta pada Rabu (20/4) mewakili Kepala BPPSDMP Kementan, Pending Dadih Permana yang berhalangan hadir. Menurutnya, Kementan mendorong STPP Magelang menjadi Politani untuk mengembangkan kelembagaan dan program studi vokasional bidang pertanian sesuai kebutuhan pasar, sumber daya pendidikan terstandar, dan jejaring kerjasama. Kepala STPP Magelang, Ali Rahman menyambut baik tantangan dari pimpinan BPPSDMP Kementan untuk mengembangkan Politani di Yogyakarta, yang akan tercatat sebagai Politani pertama di Pulau Jawa. "Kami sambut baik tantangan dari pimpinan BPPSDMP untuk  mengembangkan program empat studi baru di STPP Magelang, dan saat ini memang baru dua program studi yakni penyuluhan pertanian dan penyuluhan peternakan," kata Ali Rahman kepada B2B di Yogyakarta. Sementara empat Politani di seluruh Indonesia seperti disebut di atas dikembangkan sebagai komitmen dari kesepakatan kerjasama Pemerintah RI dan Asian Development Bank (ADB) pada 1983 untuk mengembangkan empat Politani di Payakumbuh, Samarinda, Pangkajene Kepulauan dan Kupang. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi mengingatkan STPP Magelang dan lembaga pendidikan di bawah binaan BPPSDMP Kementan untuk menjadi 'berita' di media massa cetak dan elektronik atas perannya sebagai pusat pendidikan penyuluh pertanian di Indonesia. "Tunjukkan bahwa STPP dan institusi pendidikan yang dibina BPPSDMP Kementan hadir dan ada, tunjukkan perannya apa, dan jangan setelah diomongin barulah panik lalu membuat counter berita, mestinya STPP sombong dikit agar publik tahu apa dampak dan manfaat dari STPP," kata Agung Hendriadi. Pada pembukaan kegiatan Kunjungan Pers BPPSDMP tampak hadir man; Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan BPPSDMP, Supriadi; Kepala Bagian Administrasi Umum, Imam Johan; Wakil Ketua II STPP Magelang, Yudiani Rina Kusuma; dan Wakil Ketua III STPP Magelang, Teguh Susilo, Kepala Subbag Humas BPPSDMP Kementan, Riris Kartikawati; Kasubbid Kelembagaan dan Ketenagaan Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Eka Herissuparman, dan para pranata Humas eselon satu di lingkup Kementan. Sejarah STPP Magelang Keberadaan STPP Magelang diawali dengan dibukanya program studi jenjang diploma tiga pendidikan dan pelatihan ahli penyuluhan pertanian pada 1987 yang merupakan peralihan dari Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Yogyakarta, yang didirikan saat itu untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh para petani dan seluruh aparat Departemen Pertanian terutama untuk penyediaan penyuluh pertanian lapangan dalam mewujudkan swasembada beras. "Mulai tahun ajaran 1992/1993 maka diklat penyuluhan pertanian diubah menjadi Akademi Penyuluhan Pertanian atau APP Yogyakarta dengan masa studi selama tiga tahun melalui program ahli madya diploma tiga," kata Ali Rahman. Dia menambahkan, kemudian pada 2002 APP Yogyakarta direvitalisasi menjadi STPP Magelang berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) No 58/2002 dan SK Mentan (Kepmen) No 53/2002 tanggal 24 September 2002. Menurutnya, dengan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, STPP Magelang mencetak sarjana sains terapan yang ahli di bidang penyuluhan pertanian dan penyuluhan peternakan dengan kemampuan teknis dan manajerial yang andal di bidangnya. Total mahasiswa di STPP Magelang saat ini mencapai 475 orang terdiri atas 225 mengikuti program studi penyuluhan pertanian dan 220 penyuluh peternakan, yang sebagian besar adalah PNS yang mengikuti tugas belajar, dan 219 mahasiswa non-PNS atau umum dari tingkat satu hingga tingkat empat. - sumber: https://berita2bahasa.com/berita/01/045234-stpp-magelang-didorong-bppsdmp-untuk-revitalisasi-jadi-politeknik-negeri-pertanian#sthash.VI30zeR4.dpuf

Pengumuman Lain