Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) telah mendorong mahasiswa menjadi wirausahawan muda pertanian. "Tahun ini kita telah melaksanakan program kegiatan penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP), tujuannya mendorong mahasiswa menjadi wirausahawan di bidang pertanian," kata Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP, Gunawan Yulianto. Gunawan mengatakan, pertanian saat ini menghadapi berbagai tantangan salah satunya menurunnya minat para pemuda untuk bekerja pada sektor pertanian. Kondisi tersebut dimungkinkan karena kesan pemuda yang salah terhadap pekerjaan sektor tersebut. "Mereka mengesankan bekerja di pertanian harus ke sawah bergelut dengan lumpur, tradisional, berada di pedesaan dan terbelakang," katanya disela-sela kegiatan monitoring dan evaluasi program penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP) di Yogyakarta (4/10/16). Selain itu, lanjut dia, kenyataan bahwa sebagian besar lulusan perguruan tinggi penyelenggaraan pendidikan cenderung lebih sebagai pencari kerja (jobseeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (jobcreator).Menurutnya, dimungkinkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan saat ini masih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapat pekerjaan. "Sudah saatnya dunia pendidikan mendorong lahirnya lulusan yang siap menciptakan lapangan pekerjaan," katanya. Kenyataan saat ini, lanjut dia, sarjana pertanian yang bekerja di sektor pertanian semakin sedikit, mereka cenderung memilih bekerja di luar sektor pertanian.Hal ini, jika tidak ada penanganan dalam jangka panjang secara gradual berdampak menurunnya jumlah tenaga kerja terdidik yang bekerja di sektor pertanian, dan pada akhirnya terjadi kelangkaan tenaga terdidik pada sektor pertanian."Perlu terobosan untuk memperkuat sumber daya manusia pertanian, fakta-fakta tersebut harus segera dihentikan," katanya.Lebih lanjut ia mengatakan, strategi untuk memperkuat sumber daya manusia pertanian, dengan mengubah kesan kepada pemuda bahwa sektor pertanian bukan hanya budidaya tanaman di sawah melainkan usaha agribisnis dari subsistem hulu sampai hilir yang justru memberikan peluang kerja dan peluang usaha yang sangat luas."Strategi lain menumbuhkembangkan jiwa kewirausahawan dan meningkatkan aktivitas kewirausahawan agar lulusan perguruan tinggi pertanian lebih menjadi pencipta lapangan kerja," katanya. Ia mengatakan, melalui kegiatan PWMP mahasiswa akan bertindak sebagai wirausahawan muda pertanian (agripreneur). Setelah menjadi tenaga terdidik pertanian diharapkan akan menjadi pengusaha pertanian, sekaligus menjadi penggerak dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian. "Program PWMP ini terbagi dalam tiga tahapan, mulai dari tahap pertama penyadaran dan penumbuhan, pemandirian, dan pengembangan. Masing-masing tahapan dilaksanakan satu tahun," katanya.Program PWMP ini melibatkan tujuh perguruan tinggi mitra yaitu IPB, UGM, Universitas Padjajaran, Universitas Lampung, Universitas Syahkuala (Aceh), Universitas Hasanuddin dan Universitas Brawijaya. dan sembilan sekolah tinggi penyuluhan pertanian yang ada di bawah koordinasi Kementerian Pertanian.“Ada sekitar 500 kelompok wirausahawan muda pertanian yang sudah terbentuk, masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai lima orang. Setiap kelompok telah diberikan suntikan dana sebesar Rp 30 s.d 35 juta untuk menjalankan bisnisnya,”