JAKARTA: Presiden Joko Widodo akan mengukuhkan dua ribu petani milenial. Pengukuhan dua ribu petani milenial yang tergabung dalam Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) yang dibina oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, hingga tahun 2024 pihaknya bertekad mencetak 2,5 juta petani milenial. Ada dua strategi yang dibocorkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menghasilkan ratusan juta petani muda ke depan dalam menghadapi perkembangan dunia pertanian yang semakin maju.
"Bagaimana strategi kami membuat 2,5 juta petani muda? [Pertama] 2,5 juta itu kita berharap terdidik, setiap tahun kami juga memagangkan kurang lebih 1.000 orang ke beberapa negara," kata Mentan SYL.
Strategi kedua, dilanjutkan Mentan SYL, Kementan merangkul universitas-universitas di seluruh Tanah Air yang memiliki fakultas peternakan dan pertanian. Sarjana pertanian dan peternakan dari universitas-universitas tersebut nanti akan ditempatkan ke bidang pertanian dan peternakan strategis oleh Kementan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menambahkan, dalam kerangka regenerasi pertanian, instansinya merancang dua kegiatan strategis. Pertama, membuat kegiatan “Pelatihan Petani dan Penyuluh” serta “Pengukuhan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan”.
“Pengukuhan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat, 6 Agustus 2021. Kedua program yang kami rancang ini sangat strategis, utamanya Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan sebagai upaya kami mempersiapkan regenerasi pertanian ke depannya,” ujar Dedi Nursyamsi saat memberi keterangan resmi secara virtual, Rabu (4/8/2021).
Dedi melanjutkan, ada tiga pengungkit produktivitas pertanian. Pertama adalah inovasi teknologi dan prasarana dan sarana pertanian. Kedua, peraturan perundang-undangan mulai dari pusat hingga daerah. Ketiga adalah SDM pertanian.
“SDM pertanian ini adalah faktor pengungkit produktivitas pertanian paling besar. SDM pertanian menyumbang 50 persen terhadap peningkatan produktivitas pertanian. Oleh karenanya, berbicara peningkatan produktivitas kita akan berbicara SDM pertanian,” kata Dedi.
Menurut Dedi, SDM pertanian yang diperlukan adalah mereka yang mampu mengimplementasikan inovasi teknologi. “Maka, melalui pelatihan ini kita akan genjot SDM pertanian. Saat ini yang menggerakkan roda pertanian adalah para praktisi pertanian,” paparnya.
Salah satu yang akan ditekankan dalam pelatihan ini adalah pelatihan kewirausahaan dan pendampingan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan dalam mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian. “Saya memberikan apreasiasi kepada Himbara karena sudah men-support habis dalam pengadaan KUR untuk petani, petani milenial dan praktisi petanian,” ujar Dedi.
Berkaitan dengan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan yang akan dikukuhkan oleh Presiden Jokowi, Dedi menyebut sudah melalui proses seleksi yang sangat ketat.
“Kita akan terus dorong dan dampingi agar para petani milenial menjadi pengusaha pertanian yang tangguh. Mereka harus menjadi pelopor di daerahnya, harus melakukan resonansi, aktivasi di daerahnya. Saya berharap segera terbentuk 200 petani milenial yang baru di daerahnya,” ujar Dedi.
Menurut Dedi, jika dua ribu petani milenial yang akan dikukuhkan merekrut dua ratus petani di daerahnya masing-masing, maka hingga 2024 bukan hal mustahil target 2,5 juta petani milenial akan tercapai.