JAKARTA - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan agribisnis padi bagi petani, penyuluh pertanian dari negara-negara Afrika di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan digelar selama 14 hari, dari 5-18 November 2023.
Peserta yang dilatih pada kegiatan ini sebanyak 12 orang, yang terdiri dari enam petani dan enam penyuluh pertanian yang berasal dari negara-negara Afrika, di antaranya Guinea, Zambia, Gambia, Senegal, Tanzania, dan Somalia.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan pangan merupakan aspek paling strategis yang wajib dibangun bersama. Sebab, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara.
"Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Kalau krisis ekonomi itu kita mampu bertahan, kita bisa lewati, krisis kesehatan, covid 19 kita lewati, tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada lainnya. Jadi, kita harus betul-betul bersama menjaganya," tutur Mentan Amran.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursymasi juga menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa.
"Karena itu, pemerintah akan terus mendukung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pertanian, terutama kegiatan olah tanah, olah tanam, hingga masa panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini," terang Dedi.
Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah mengatakan, pelatihan agribisnis padi bagi petani dan penyuluh pertanian Afrika merupakan komitmen pemerintah untuk membina kerja sama internasional di bidang pertanian. Di samping itu, untuk memastikan ketahanan pangan di seluruh dunia.
"Pelatihan ini melambangkan komitmen terhadap pertukaran pengetahuan, memberdayakan negara-negara dengan alat dan wawasan yang diperlukan untuk mencapai praktik pertanian berkelanjutan dan mendorong pembangunan ekonomi.
Dia berharap pelatihan ini memberikan berkontribusi dalam membangun ketahanan dalam menghadapi tantangan terkait perubahan iklim, serta mendorong masa depan budidaya padi yang berkelanjutan baik di Indonesia maupun di Afrika.
"Mari kita tegaskan kembali niat baik Indonesia terhadap Afrika dan masyarakat global. Melalui upaya kolaboratif dan berbagi pengetahuan, kami bercita-cita untuk berkontribusi terhadap masa depan yang berketahanan dan ketahanan pangan bagi semua," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Kementan, Ade Candra menyampaikan apresiasi kepada kementerian dan lembaga mitra diantaranya kementerian luar negeri dan AID Indonesia atas dukungan dalam penyelenggaraan pelatihan ini.
Dia mengatakan, ancaman krisis pangan merupakan isu global yang perlu menjadi perhatian bersama. Karena itu, kerja sama bilateral khusus di bidang pertanian melalui pelatihan menjadi salah satu solusi.
"Harapannya melalui pelatihan ini membawa dampak positif dalam upaya antisipasi krisis pangan global sekaligus mempererat kerja sama antarIndonesia dan negara negara di Afrika," ujar dia.
Pembukaan kegiatan ini turut dihadiri Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian Luar Negeri, Maria Renata Hutagalung. dan perwakilan dari AID Indonesia/ Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian Keuangan Iwan Hidayat.