RILIS BPPSDMP - 27 DESEMBER 2021 *1661/HUMAS
JAKARTA - Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian, adalah memaksimalkan dan mendorong penumbuhan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S).
Melalui Bertani on Cloud (BOC) Edisi Spesial, Senin (27/12/2021), Kementerian Pertanian melakukan pengukuhan dan memberikan sertifikat kepada 180 P4S, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan SDM pertanian harus dilakukan.
"Jika kita ingin meningkatkan produktivitas atau mengembangkan pertanian, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan dahulu kualitas SDM. Hal itu bisa dilakukan melalui sejumlah pemberdayaan, salah satunya memaksimalkan P4S," katanya.
Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, sudah selayaknya P4S mendapatkan perhatian yang tinggi terkait peranannya dalam transfer of knowledge di bidang pertanian.
"Kita harus tetap menjaga semangat kerja di tengah-tengah kondisi ketidakpastian akibat pandemi covid-19 dan perubahan iklim. Perlu kita pelihara semangat bahwa bangsa akan menjadi kuat kalau hadir pertanian yang kokoh, sumber pangan yang sehat, dan kemudian menjadi sumber kecerdasan," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, Kementan memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia. Menurutnya, inilah tujuan pertama pembangunan pertanian.
"Tujuan lainnya adalah peningkatan pendapatan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Dan terakhir peningkatan ekspor komoditas pertanian. Ketiga tujuan ini mustahil berhasil tanpa ditopang oleh SDM yang kompeten," tuturnya.
Dedi menambahkan, Presiden menyatakan bahwa pembangunan SDM adalah kunci Indonesia ke depan. Sejalan dengan ini, sasaran umum BPPSDMP adalah terwujudnya SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha untuk mewujudkan kesejahteraan petani.
"Kondisi saat ini mengharuskan kita untuk bertransformasi dari pertanian sebagai kegiatan yang biasa, kegiatan warisan, atau bahkan suatu keharusan menjadi usaha yang menguntungkan. Untuk ini dibutuhkan agribisnis yang mendatangkan keuntungan. Agar menjadi usaha yang menguntungkan, agribisnis harus menjalankan pertanian modern dengan efisiensi yang tinggi," tambahnya.
Dedi mengatakan, pertanian modern dimulai dari benih yang berkualitas, penggunaan mekanisasi, serta penggunaan teknologi digital (internet of things / IOT).
"Dengan demikian, penyuluh, petani dan fasilitator di bidang pertanian yang lain harus selalu mengetahui informasi yang up to date, tidak ketinggalan jaman. Salah satu solusinya adalah penyebaran informasi melalui berbagai penyuluhan, pelatihan dan pendidikan pertanian," katanya.
P4S, tutur Dedi, dapat menjadi generator transformasi ini. Bukti empiris menyimpulkan bahwa metode paling tepat mengajak petani untuk menerapkan suatu teknologi baru adalah dengan menunjukkan bukti keberhasilan petani yang menerapkan.
Menurutnya, pembaharuan desa harus diawali dari P4S di seluruh pelosok tanah air. "Berbicara mengenai pembangunan desa berarti yang harus kita genjot adalah P4S," tegas Dedi.
Dedi yakin Indonesia mampu bangkit, bahkan bisa juga menguasai ekonomi dunia, jika P4S yang ada di Indonesia ini mampu menopang kebutuhan ibu kota kabupaten, dan provinsinya masing-masing.
"Target kita sediakan pangan bukan hanya untuk orang desa, tapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di ibu kota kabupaten masing-masing saja dulu. Jangan sampai kebutuhan masyarakat kabupaten kita masih berasal dari impor," kata Dedi.
Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati, mengatakan pada penghujung tahun ini, BOC dilaksanakanspesial dengan tema Teknologi Otomatis pada Budidaya Sayuran Hemat Air yang dikemas menjadi satu dengan Pengukuhan sekaligus Penyerahan Sertifikat bagi 110 P4S penumbuhan dan 58 P4S reklasifikasi
"BOC saat ini adalah episode ke 145. Sejauh ini kesepuluh balai pelatihan lingkup Pusat Pelatihan Pertanian bergantian menjadi host BOC bekerja sama dengan P4S. Pada BOC ini Balai Pelatihan Pertanian Lampung bekerjasama dengan Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung," katanya.
Leli mengatakan, P4S sudah menjadi mitra paling dekat Pusat Pelatihan Pertanian. Sebab, bila hanya mengandalkan balai-balai pelatihan pertanian yang ada, maka jumlah petani yang meningkat kapasitasnya masih jauh dari ideal.
"P4S menjadi wadah bagi petani yang belajar ke sesama petani yang telah berhasil. Alhamdulillah, di tahun ini jumlah penumbuhan P4S sebanyak 110 P4S. Untuk itu, Pusat Pelatihan Pertanian selalu bermitra dengan P4S dalam melaksanakan program peningkatan kapasitas SDM Pertanian dalam menyelenggarakan pelatihan, penjaringan sampai pemantapan Program Magang Jepang, dan yang terbaru adalah melalui BOC," katanya.