Sekitar 200 koordinator balai penyuluhan pertanian (BPP) dari sejumlah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan mendengarkan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI, Momon Rusmono yang meminta penyuluh pertanian lapangan (PPL) ke depan harus fokus dan all out pada percepatan luas tambah tanam (LTT), dan mendorong petani memanfaatkan alat dan mesin pertanian (Alsintan) secara optimal.
"Kesejahteraan petani bisa terwujud jika penyuluh pertanian bekerja serius dan bersemangat tinggi didukung dengan rencana kerja yang jelas seperti tertuang pada sembilan indikator kinerja penyuluh pertanian," kata Momon Rusmono di Makassar, Sabtu (7/7) pada kegiatan Sinkronisasi dan Sosialisasi Kebijakan Penyuluhan Pertanian tahun 2018 dan Rencana Kegiatan tahun 2019.
Dia mengingatkan tentang indikator kinerja utama (IKU) yang juga merupakan IKU BPPSDMP Kementan antara lain identifikasi potensi wilayah, menyusun program penyuluhan desa, menyusun rencana kerja tahunan, penerapan sistem pertanian terpadu, penilaian kelas kemampuan kelompok tani dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani (KEP).
"Percepatan LTT dan optimalisasi Alsintan merupakan program strategis kementerian pertanian karena program ini mampu meningkatkan produktifitas dan produksi di tingkat lapangan, akibatnya Indonesia bisa melakukan ekspor," kata Momon Rusmono.
Menurutnya, peningkatan produksi pertanian strategis dapat tercapai karena sebagian besar petani sudah memanfaatkan Alsintan walaupun masih ada beberapa petani yang belum memanfaatkannya. Namun ke depan, sekitar empat sampai lima tahun, modernisasi pertanian akan digunakan secara menyeluruh oleh petani di tingkat lapangan.
"Modernisasi pertanian lebih efektif, efisien, berkualitas, dan harganya menguntungkan petani," kata Momon. (chaca)