Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta kepada seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk tidak gagap teknologi dan media sosial guna menyebarkan informasi dan capaian sektor pertanian. Menurut Amran, dengan memahami media sosial, berbagai perkembangan sektor pertanian di Indonesia bisa tersebar luas.
Hal itu diucapkan Mentan Amran ketika memberikan pengarahan dan pelepasan kepada 300 orang perwakilan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Penyuluh Pertanian seluruh Indonesia di Hotel Kaisar, Jakarta, Selasa (12/9/2017).
"Semua capaian sektor pertanian harus disebarluaskan, jangan sampai petani di lapangan tidak mengatahui," kata Amran di lokasi acara. Mentan menegaskan, selama ini dirinya melakukan kunjungan kerja di berbagai daerah banyak petani maupun masyarakat umum yang belum mengatahui apa saja kemajuan sektor pertanian dalam negeri.
Menurutnya, salah satu program yang tengah digencarkan adalah menjadikan wilayah perbatasan menjadi lumbung pangan, dan perlu diketahui baik oleh petani maupun masyarakat perbatasan melalui Penyuluh Pertanian di lapangan.
Berbagai wilayah perbatasan selalu menjadi jalan tikus atau jalur ilegal bahan pangan impor dari negara tetangga yang merugikan Indonesia dan petani. Di wilayah perbatasan lain yakni Indonesia dengan Papua Nugini juga tengah dikembangkan lumbung padi.
Hal ini dilakukan agar wilayah perbatasan mandiri untuk kebutuhan pangan dan tidak tergantung pada daerah lain. Beberapa pangan ilegal antara lain bawang merah sebanyak 1.669.583 kilogram (kg) yang masuk sebanyak 102 kali. Kemudian beras sebanyak 723.700 kg sebanyak 9 kali, daging sebanyak 160.269 kg, sebanyak 14 kali, daging bebek sebanyak 3.100 kg dan produk pangan lainnya.
Berita lain
Hampir Enam Ribu Penyuluh Pertanian Jadi CPNS
Menteri Amran Angkat 6 Ribu Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian