RILIS BPPSDMP - 4 NOVEMBER 2021 *1414/HUMAS
Pastikan Produktivitas Terjaga, Kementan Dampingi Petani
SULAWESI TENGGARA - Kementerian Pertanian tidak setengah-setengah dalam melakukan pembangunan pertanian. Bahkan, Kementan melakukan pendampingan kepada petani hingga ke pelosok.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani. Menurut Syahrul, peran penyuluh sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani.
“Sesuai dengan arahan Presiden, kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini berarti kebutuhan makanan 270 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali,” katanya.
Peran penyuluh dan fasilitator desa pendamping memang vital dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BBPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan hal senada.
"Coaching dan optimalisasi peran Penyuluh dan Pendamping perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani sampai wilayah pelosok," jelasnya.
Salah satu pendampingan yang dilakukan Kementan, adalah melalui program READSI, yaitu program pemberdayaan yang berada di bawah BPPSDMP Kementerian Pertanian. READSI fokus pada peningkatan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah sasaran program.
Dedi menjelaskan, READSI terlaksana di 6 provinsi dan 18 kabupaten. Provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTT dan Kalimantan Barat dengan sumber pembiayaan dari International Fund for Agriculture Development (IFAD) dalam bentuk Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).
Pendampingan kepada petani ini dilakukan Andriani (30 tahun), fasilitator desa program READSI. Putri ketiga dari 3 bersaudara, asli Konawe, Sulawesi Tenggara, kerap berlama-lama bersama poktan di saung atau lahan. Ia dikenal teguh dalam meningkatkan kualitas kelompok tani dari segi manajemen dan pendampingan.
Lokasi pendampingan Andriani berada di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, membutuhkan waktu 95 menit dengan jarak tempuh lebih dari 50 Km. Waktu tempuh akan menjadi lebih lama jika musim penghujan tiba.
Perjalanan menanjak melewati perbukitan terbilang sulit untuk dilalui, medan yang berat serta menantang untuk ukuran perempuan. Bermotor menempuh Jalanan tanah yang belum teraspal hingga menyeberangi sungai untuk sampai di lokasi wilayah pendampingannya.
Tanggung jawab yang besar membawa Andriani mengunjungi 4 kali dalam satu minggu untuk menuju lokasi wilayah kerjanya bersama Penyuluh Ali Imran dan Kepala BPP Burhanuddin, SP. mendampingi 7 kelompok tani Morome, Lasao, Amate, Mandara, rukun Makmur dan Samaturu.
Dengan niat mulia membangun pertanian di desanya menjadi lebih baik hingga mendapatkan penghidupan yang layak bagi petani, para pendamping menjalankan tugas yang diemban sebaik-baiknya walaupun banyak resiko yang harus dihadapi.
“Tidak semua wanita berani mengambil resiko menyebrang sungai dengan arus yang deras demi mencapai wilayah pendampingannya” ujar Ali Imran, memberikan apresiasi kepada Andriani saat menjalankan tugasnya.
“Dia adalah Wanita Tangguh dan pekerjaan yang diemban sekarang dia maksimalkan untuk meningkatkan sumber daya manusia petani melalui dampingannya seperti pengelolaan keuangan kelompok, manajemen kelompok dan merubah tingkah laku petani menjadi kearah yang cemerlang,” lanjut Ali.
Ditemui salah satu Ketua Kelompok Lasao komoditi Padi, Muin menuturkan dengan adanya bantuan seperti pelatihan, saprodi dan pendampingan dari READSI kelompok menjadi lebih tertata.
"Apalagi Fasilitator Desa dan Penyuluh sangat kami tunggu kedatangannya karena banyak informasi yang kami dapatkan dari beliau terkait pengelolaan kelompok. Kami tidak mengerti cara membuka buku rekening dan adminitrasi seperti proposal bantuan saprodi," katanya.
"Tetapi kami tahu kebutuhan kelompok oleh karenanya bantuan dari Fasilitator Desa adminitrasi menjadi terkendalikan dengan baik. Kami sangat berterima kasih kepada pendamping yang telah tulus memberikan informasi teknis di lapangan,” tambahnya.
Penyuluh dan Fasilitator Desa bekerja sama dalam upaya memberikan dukungan kepada petani dan mencarikan setiap solusi atas permasalahan yang dihadapi baik secara Teknis maupun kelembagaan. Dia juga berharap dengan adanya sentuhan Program READSI di Desa Asinua Jaya dapat membangkitkan penghidupan petani lebih baik dan sejahtera.