Pulangpisau - Presiden RI Joko Widodo menegaskan pemerintah mengupayakan ekosistem model bisnis pertanian terintegrasi. Penggerak kegiatan produksi hingga pasca panen, yang tumbuh positif menggerakkan perekonomian nasional di tengah pandemi.
"Tidak hanya fokus budidaya, juga pemasaran dan penyerapan hasil produksi pertanian, seperti lokasi food estate. Korporasi petani akan menjadi basis ekonomi yang akan dilakukan terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan bahkan peternakan di satu kawasan," kata Presiden Jokowi saat meninjau Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng pada Kamis (8/10). Jokowi menambahkan para petani di lokasi food estate akan terkonsolidasi dalam kelompok-kelompok tani, dengan terlebih dahulu difasilitasi baik sarana maupun prasarana serta pendukung lainnya.
“Kombinasi-kombinasi model bisnis seperti ini yang akan kita coba lebih dahulu. Begitu nanti kita lihat sukses dan bagus, model bisnis ini akan kita tiru di tempat-tempat lain per seribu hektare lahan,” kata Kepala Negara.
Kunjungan ke Food Estate Kalteng di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau adalah kali kedua. Awal Juli lalu, Presiden Jokowi meninjau pengembangan food estate Kalteng di Kabupaten Kapuas.
“Hari ini saya kembali lagi ke Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya sekarang di Kabupaten Pulang Pisau. Kita ingin memastikan dimulainya pengembangan food estate,” kata Presiden Jokowi setelah peninjauan.
Kunjungi Pulang Pisau, Jokowi tampak didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Wagub Kalteng Habib Ismail Bin Yahya. Presiden Jokowi memang menaruh harapan tinggi pada sektor pertanian, penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional Kuartal II/2020 sebesar 16,24 persen di tengah pandemi Covid-19. "Pencapaian sektor pertanian yang mampu tumbuh 16,24 persen saat ini harus terus dijaga, dan dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kesejahteraan petani maupun nelayan," kata Jokowi pada Rapat Terbatas secara virtual di Istana Bogor, Jabar pada Selasa (6/10).
Presiden mengingatkan sistem korporasi petani belum optimal, meski sudah bermunculan namun belum digarap serius, model bisnis ekosistem berkesinambungan dan terhubung dengan BUMN atau bahkan pihak swasta.
"Pertama, saya minta kita fokus membangun satu atau maksimal dua model bisnis korporasi petani di sebuah provinsi. Sampai betul-betul jadi, nanti bisa jadi contoh di provinsi lain dan kelompok petani lain,” kata Jokowi.
Presiden meyakini bahwa apabila ada contoh sukses korporasi petani yang telah memiliki model bisnisnya, akan lebih banyak kelompok tani yang ingin mengikuti dan mengembangkan hal serupa di tempat masing-masing.
"Saya sudah perintahkan sebetulnya beberapa tahun lalu, untuk melihat Felda di Malaysia. Melihat operasi sapi di Spanyol. Ini model-model bisnis bagus. Sebetulnya gampang kita tiru, tapi saya enggak tahu sampai sekarang model tersebut belum bisa kita buat satu atau dua contohnya," kata Kepala Negara.
Harapan Presiden sejalan dengan Kementerian Pertanian khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengembangkan korporasi petani di Food Estate Kalteng, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut dan Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengerahkan sejumlah penyuluh pusat di bawah koordinasi Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) ke lokasi food estate. Misalnya di Humbanghas, tujuh kelompok tani (Poktan) sepakat pada sejumlah opsi Kementan, untuk membentuk korporasi petani.
"Kami merasa tercerahkan dengan kunjungan Tim Pusluhtan BPPSDMP, karena selama ini yang kami ketahui hanya koperasi, bergerak di bidang simpan pinjam," kata Mangandar Siregar, Ketua Poktan Sehati setelah bertemu penyuluh pusat, Edizal dan Susi Deliana Siregar dari Tim Pusluhtan BPPSDMP.
Mangandar mengakui korporasi yang akan dibentuk beda dengan koperasi, karena mempunyai beberapa divisi seperti usaha tani, pemasaran, sarana dan prasarana dan pengembangan SDM. "25 petani anggota Poktan Sehati. Selama ini usahakan komoditas bawang merah, bawang putih, tomat, cabai merah dan kopi. Untuk food estate, Poktan Sehati yang mengelola 26,3 hektar secara bersama akan mengelola komoditas bawang merah," kata Mangandar.
Sumber : https://bit.ly/3iQJMWd