Petani Milenial Akselerasi Kostratani dan Food Estate Pulang Pisau

Program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan food estate semakin membumi di Kabupaten Pulang Pisau. Mengeksplorasi potensi keduanya, petani milenial kompeten pun dilibatkan secara massal. Dengan background akademisi yang kuat, mereka diharapkan melahirkan banyak inovasi kreatif untuk mendukung produktivitas.

"Petani milenial selalu menjadi elemen penting dalam konsep pertanian modern. Mereka memiliki ide dan gagasan luar biasa. Petani milenial juga identik dengan teknologi sehingga bagus untuk mendorong perubahan positif. Kostratani dan food estate akan cepat berkembang di Pulang Pisau dengan kehadiran para milenial di sana," ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kamis (1/10).

Mentan Syahrul menilai kehadiran petani milenial dengan background pendidikan yang kuat membuat pertanian semakin kompetitif di Pulang Pisau. “Bukan hanya volumenya, tapi keragaman jenisnya akan terus bertambah. Dengan inovasi yang diberikan oleh para milenial ini, pertanian Pulang Pisau tentu akan memiliki daya saing lebih," lanjut Syahrul.

Sementara Kepala Badan PPSDMP, Kementan menambahkan Kostratani dan food estate di Pulang Pisau akan didukung 15 nama petani milenial yang berasal dari 4 institusi pendidikan. Ada Universitas Palangkaraya, Universitas Lambung Mangkurat, Polbangtan Banjarbaru, dan SMK PP Banjarbaru. 

“Komposisinya adalah mahasiswa aktif hingga para alumninya. Dari 15 orang, slot besar dimiliki Universitas Palangkaraya dengan 9 nama. Mereka akan menjadi pendamping bagi petani-petani di Pulang Pisau. Kalau sudah ada petani milenial dan penyuluh rasanya tenang. Sebab, Kostratani akan memberdayakan seluruh fungsi BPP dan elemennya. Kehadiran mereka akan mempercepat transformasi pengetahuan dengan muara produktivitas," terang Dedi.

Dedi juga menyampaikan komoditas unggulan yang dikembangkan di Pulang Pisang makin beragam. Di antaranya sayuran dengan luas total 29 ha. Jenis yang dikembangkan meliputi sawi, kangkung, hingga cabe rawit. 

Wilayah ini juga menjadi sentra komoditas nanas dengan luas produksi sekitar 50 ha. Selain itu juga ada komoditas padi dan karet. Ditambah lagi BPP Pulang Pisau memiliki 9 penyuluh, 113 kelompok tani, 9 gapoktan, dan didukung 115 poktan.

"Produktivitas dengan sebaran komoditasnya akan mendatangkan manfaat ekonomi yang maksimal bagi petani. Petani sudah menjadi profesi yang menarik bagi anak muda. Mereka ini banyak yang menjadi petani. Mereka mengembangkan beragam komoditas," jelas Dedi lagi.

Menurut Dedi, petani milenial dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh menjanjikan. “Kementan sedang giat-giatnya  menggenjot regenerasi petani dengan membangun habitat Kids Zaman Now di sektor pertanian. Hingga pertengahan April 2020, jumlah petani milenial mencapai 2,7 Juta nama. Nilai ini memiliki slot sekitar 8% dari total petani yang mencapai 33,4 juta orang. Semakin menarik mereka sukses mengembangkan usahanya," papar Dedi.

Ditunjuk menjadi motor penggerak pertanian, Alumni Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Polbangtan Banjarbaru, Maliyah mengatakan, di Pulang Pisau petani milenial akan menerapkan beragam inovasi dan terobosan. Memanfaatkan potensi gambut dan rawa mereka akan mengembangkan mina padi. Ada juga konsep padi surjan. Konsep ini menjadi kombinasi tanaman padi dengan tanaman hortikultura. Tanaman pendampingnya adalah jeruk. Luasannya 10 ha, lalu lokasinya di Blantisiam, Pandi Batu, Pulang Pisau.

"Kami sangat bangga dilibatkan dalam program.besar Kostratani dan food estate. Kami bisa semakin nyata berkontribusi terhadap sektor pertanian Pulang Pisau. Persiapan untuk program sudah bagus, lahannya potensial. Survei juga sudah dilakukan. Kami sudah siapkan beberapa rencana untuk menaikan kuantitas dan kualitas pertanian Pulang Pisau sekaligus," kata Maliyah.

Sumber: https://bit.ly/3l6VVIa

Pengumuman Lain