Potensi lahan padi Provinsi Sumatera Selatan saat ini mencapai 615.000 hektar, dan 30% atau 192.000 hektar berada di Kabupaten Banyuasin, sehingga hasil produksi padi Banyuasin mempengaruhi cadangan pangan provinsi maupun kebutuhan nasional.
"Potensi pertanian Sumsel saat ini 615 ribu hektar, 30 persen ada di Banyuasin atau 192 ribu hektar. Kalau Banyuasin tidak optimal akan mempengaruhi cadangan beras provinsi dan nasional. Itu sebabnya, saya harus turun langsung menggerakkan olah lahan di tiap kabupaten" kata PJ Upsus Sumsel, Momon Rusmono kepada pers di Desa Telang Jaya, Kecamatan Muara Telang, Selasa siang (21/8).
Dia menargetkan 70% dari 192.000 hektar dapat dioptimalkan melalui pengolahan lahan untuk mengantisipasi musim tanam April - September.
"Kalau tidak bisa menanam padi di Agustus ini, tunda ke September dan Oktober setelah turun hujan. Jangan menyerah untuk mencapai target tanam, kemarau kita antisipasi dengan olah lahan dulu, maka waktu tanam dalam satuan waktu bisa kita capai," kata Momon Rusmono didampingi PJ Upsus Banyuasin, Andriko Notosusanto.
Momon Rusmono mengakui curah hujan di Sumsel masih di bawah 100 mm, tapi jangan menyerah pada kondisi alam maka Kementan bersama para pemangku kepentingan tingkat desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi harus bekerja keras mencapai target luas tambah tanam (LTT).
"Pengalaman sebagai PJ Kalbar, tidak boleh ada raport merah, maka target-target yang dibuat harus dicapai. Penyuluh pertanian dan Babinsa harus membimbing, mendorong, memantau dan mengawasi. Petani itu sangat mudah diajak bekerja sama, karena mereka harus menanam padi untuk penghidupannya," kata Momon Rusmono yang juga menjabat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan.
Tampak hadir Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pemprov Sumsel, Ilfantara; Pasiter Korem 044/GAPO Letkol Ferianda, dan Pabandya Kodam II/Sriwijaya Letkol Debok; Tim Upsus PJ Sumsel, Revo Agri Muis; Tim Upsus Banyuasin Siti Nurjanah dan Septalina Pradini; Kepala SMK-PPN, Matobii; dan Korlap BPP Edi Sarwono. (eko)