Yogyakarta - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), bersama lembaga keuangan melakukan field trip (kunjungan) ke tiga usaha yang dijalankan petani milenial binaan Kementerian Pertanian (Kementan).
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda workshop pertanian bagi lembaga keuangan program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) tahun 2023, yang dibuka Senin (15/5).
Di beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo terus mendorong petani milenial untuk membangun sektor pertanian secara masif dan berkelanjutan.
Saat ini, kata dia, pemerintah telah menyiapkan akses permodalan maupun sarana dan prasarana pertanian. Khusus untuk modal, Kementan menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai dukungan terhadap jalannya usaha tani.
"Oleh karena itu, fokus petani milenial adalah membangun kelembagaan dan membangun networking. Fokus pada pengembangan komoditas," Mentan Syahrul.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, field trip ini ditujukan untuk mengubah mindset sektor pertanian yang selama ini dinilai kurang bankable dengan memberikan pemahaman kepada lembaga keuangan mitra kementan (program YESS) mengenai proses bisnis pertanian modern.
"Termasuk juga kunjungan ke petani muda binaan, seperti Pawon Gendhis yang menjalankan usaha perkebunan, Taufik Mawadani, yang menjankan usaha peternakan, dan Ardhi yang menjalankan usaha hortikultura," tutur Dedi.
Kunjungan lapang dimulai dari Pawon Gendhis. Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berada di Kampung Bawang, Kulonprogo, bergerak dalam bidang perkebunan, khususnya pengolahan coklat dan pegagan. Produk coklat yang dipasarkan dengan branding Won.dis Chocolate Wonder.
Dwi Martuti, ketua KWT Pawon Gendhis menjelaskan secara langsung macam produk yang dihasilkan. Selain produk coklat, KWT ini juga membudidayakan Pegagan, jenis tumbuhan lokal bahan baku produk kecantikan (skin care).
“Bidang usaha kami adalah coklat dan pegagan, pegagan itu tanaman lokal yang dijadikan campuran produk coklat, selain itu pegagan juga sebagai bahan baku produk kecantikan. jelas Dwi Martuti.
Ardhi, dari Perkumpulan Petani Horti Puncak Merapi menjadi tempat kunjungan kedua. Cabe menjadi komoditas andalan yang dibudidayakan di wilayah Sleman, Yogyakarta
Ardhi menjelaskan, peran nya untuk mengorganisir para petani cabai di wilayahnya dalam managemen tanam (sistem tanam) sehingga memungkinkan untuk tanam sepanjang tahun.
Perbedaan antara usaha Hortikultura nya dengan usaha sejenis, dimana perkumpulan petani nya sudah memiliki badan usaha dan dalam pemasaran cabai dan sayuran dilakukan secara online
“Kami mendekatkan pasar dengan petani melalui Pasar Lelang Online (lelang android) yang memudahkan petani untuk menjual produknya , jadi mereka tidak perlu bersusah payah kepasar tradisional.” jelas Ardhi.
Tempat terakhir yang dikunjungi Taufik Mawadani dengan usaha nya Merapi Farm dikawasan ,Sleman yang bergerak dibidang peternakan.
Merapi Farm adalah satu bentuk bisnis yang focus di peternakan terutama domba dan kambing yang berdiri sejak Maret 2016
Usaha yang dikembangkan Merapi Farm meliputi penggemukan dan breeding (pengembangbiakan) domba.
Dani, biasa Taufik Mawadani dipanggil, menjelaskan awal mula ia berbisnis domba. “Mulai berdomisili di Yogya tahun 2015, saya melihat prospek domba baik untuk dikembangkan disini. Kuncinya jalin komunikasi dengan orang orang yang sudah terjun dibisnis ini, saya sangat terbantu, semua mau berbagi ilmu”jelas Dani
Ia pun tidak menampik kesuksesan usahanya tidak terlepas dari dukungan perbankan “Selain mendapat support dari mentor yang membagikan ilmunya, saya juga terbantu oleh permodalan dari pihak perbankan” tambah Dani.
Setelah field trip ini, BPPSDMP pada Rabu (17/5) melanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) Akses Permodalan dan Rencana Tindak Lanjut Percepatan Akses KUR.
Sebagai tambahan, pada tahun 2022, Program YESS melalui BPPSDMP telah melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan baik nasional maupun daerah.
Kegiatan kerja sama dengan lembaga keuangan mitra diharapkan dapat memberikan peluang lebih besar kepada Calon Penerima Manfaat (CPM) dan Penerima Manfaat (PM) untuk dapat mengakses lembaga keuangan.
Kemudian, dengan adanya kerja sama dengan lembaga keuangan lain di luar lokasi Program YESS oleh BPPSDMP dapat memberikan gambaran program produk layanan keuangan yang ada di setiap masing-masing daerah yang diharapkan dapat diterapkan di lokasi Program YESS.