PENINGKATAN KINERJA PERPUSTAKAAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SARANA PROMOSI PERPUSTAKAAN

Kemajuan teknologi internet saat ini telah merambah di dunia perpustakaan. Perpustakaan sebagai penyedia informasi harus meningkatkan kinerjanya dengan mengikuti perkembangan dan memasang strategi yang tepat agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat pemakainya. Penerapan perpustakaan secara modern sangat diperlukan dalam menunjang revolusi industri 4.0

“Perpustakaan walaupun sudah modern keberadaan petugas perpustakaan masih diperlukan dalam memberikan pelayanan. Hal ini menjadi point penting dalam keterkaitannya dengan pelayanan publik yang terdapat dalam Delapan Area perubahan Reformasi Birokrasi” kata Kepala Bagian Umum BPPSDMP, Indria Fitriani mewakili sekretaris Badan PPSDMP dalam arahannya saat membuka Workshop Pengelolaan dan Pembinaan Perpustakaan Lingkup BPPSDMP dengan tema “Peningkatan Kinerja Perpustakaan melalui Pemanfaatan Informasi Sebagai Sarana Promosi Perpustakaan”, di Bogor (Kamis (2/5/19).

Delapan area Perubahan Reformasi Birokrasi yaitu : Revolusi mental Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas, Penguatan Kelembagaan, Penguatan Tatalaksana Penguatan SDM ASN, Peraturan Perundang-undangan, Pelayanan Publik. “Dari delapan area perubahan tersebut terdapat 3 poin yang erat kaitannya dengan perpustakaan yaitu, penguatan tata laksana penguatan SDM ASN, dan pelayanan public,”ujar Indri.

Di akhir arahannya Indri menegaskan bahwa melalui Reformasi Birokrasi ini menjadikan adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja. Hal ini menjadi sangat penting untuk mewujudkan SDM yang baik. Untuk itu kita harus menanamkan make it fast, make it right, dan make it simple. Selain itu, Beliau pun menyampaikan bahwa Perpustakaan perlu diperkenalkan kepada masyarakat pemakai untuk mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Abdurrahman Saleh selaku narasumber dari IPB mengungkapkan bahwa perpustakaan harus mem-branding dirinya agar lebih dikenal oleh masyarakat umum. “Branding ini diperlukan untuk mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat” jelas Rahmadani narasumber lainnya dari LIPI pada kegiatan workshop ini.

Promosi perpustakaan perlu dilakukan untuk mencapai kepuasan pelanggan tingkat tinggi, memastikan eksistensi perpustakaan, meningkatkan nilai yang di rasakan dari layanan. “Perpustakaan dapat mempromosikan koleksi dan layanan yang dimiliki kepada masyarakat,” kata Rahmadani. Selanjutnya dia menjelaskan bahwa media promosi yang paling efektif adalah melalui media sosial (FB, Twitter, Instagram, WAG). Untuk itu, Pustakawan diminta untuk bisa memanfaatkan teknologi Media Sosial dengan baik.

Melalui promosi ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja perpustakaan. “Kinerja harus diuukur supaya kita tahu keberadaan posisi kita ada di mana, mengalamai kemunduran atau kemajuan setiap harinya dalam satu tahun, kata Abdurrahman saat menjelaskan materi tentang Pengukuran Kinerja Perpustakaan dalam Meningkatkan kualitas perpustakaan.

Tujuan pengukuran kinerja ini adalah untuk mengetahui bagian mana saja yang perlu dikembangkan, perlu mendapat alokasi dana, prestasi kerja organisasi kita dan posisinya terhadap prestasi kerja organisasi lain yang sejenis, dan mengetahui posisi kinerja kita dari waktu ke waktu, apakah ada peningkatan ataukah justru terjadi penurunan. “Hal mudah yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja perpustakaan yaitu dengan cara membandingkan perpustakaan satu dengan perpustakaan lainnya, mengalami kemajuan atau kemunduran adalah dengan melihat dari jumlah pengunjung dari kedua perpustakaan tersebut dalam satu tahun dibagi dengan jumlah keanggotaanya,“ jelasnya. (dpb)

Pengumuman Terkait